KPFM BALIKPAPAN – Warga perumahan Wika RT .15 Gunung Samarinda Baru (GSB) Kecamatan Balikpapan Utara kembali mengajukan somasi terhadap kontraktor pelaksana proyek pengendali DAS Ampal.
Somasi itu kembali dilayangkan setelah tuntutan mereka terhadap PT Fahreza Duta Perkasa (FDP) perusahaan pemenang proyek pembangunan pembangunan pengendali banjir Das Ampal tidak direspon.
Kondisi Fasum dan Fasos di lingkungan perumahan setempat itu masih tetap seperti semua masih rusak tidak tertata rapi.
“Kami telah sampai somasi I, tampaknya tidak perubahan dilapangan di lingkungan RT 15 terkait perbaikan fasilitas umum dan fasilitas soal yang rusak akibat pekerjaan kontraktor. Upaya baik warga rupanya tidak disambut dengan baik. Untuk itu komitmen warga, meneruskan Somasi II. Jika juga pihak PT Fahreza tidak merespon, warga akan konsisten memperjuangkan haknya meminta campur tangan KPK dengan menyertakan bukti-bukti yang ada,” kata Advokat Asrul Paduppai, Agus Siswanto dan Bayu Mega Malela, Senin (2/10/2023).
Kekecewaan warga dan pengurus RT.15 ini tentunya sangat berdasar. Mereka dapat menilai dari ucapan, sikap dan perbuatan kontraktor yang tidak konsisten terhadap apa yang disampaikan kepada Ketua RT 15 Wika dan warga setempat terkait janji-janji sebelum pekerjaan dimulai sampai sebelum pekerjaan proyek selesai.
“Sebelum proyek pembangunan Das Ampal ini dikerjakan. Saya sudah menekan kepada Konsultan, pihak PT Fahreza, DPU OPD terkait. Siapa yang bertanggung jawab atas dampak kerusakan fasilitas lingkungan kami diluar objek yang di kerjakan pihak PT Pahreza. Waktu itu konsultannya Bapak Kasnadi meyakinkan kami, terkait itu menjadi kewajiban pihak PT Pahreza dan perhatian pihak DPU,” ujar H. Slamet Iman Santoso Ketua RT 15 Wika, yang juga merupakan anggota DPRD Kota Balikpapan.
Jika ditanya apa yang bisa diharapkan oleh PT Fahreza saat itu, Warga RT.15 hanya di janji kan, bahwa pekerja tidak merusak dan mengganggu fasum lingkungan dan akan memperbaiki. Fakta nya, fasum-fasum rusak, material pasca pekerjaan berantakan.
“pembersihan nya justru masyarakat bergotong-royong di bantu DPU. Kurang apa lagi peran warga dan DPU membantu ini kontraktor yang dapat proyek ratusan miliar tapi Pelaksanaannya tidak membawa simpatik warga.
(MAULANA/KPFM)