KPFM BALIKPAPAN – Stok darah yang tersedia di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Balikpapan mulai menipis.
Kondisi ini diakibatkan tingginya permintaan dari sejumlah rumah sakit seiring dengan lonjakan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBB) di Kota Balikpapan.
“Untuk saat ini memang stok golongan darah O dan AB itu sangat sedikit sekali. Sedangkan untuk permintaan dari rumah sakit banyak terutama O,” kata Dr Eitin Defira, dokter teknis medis PMI (Palang Merah Indonesia) Kota Balikpapan ketika diwawancarai wartawan di Kantornya, Jumat (30/9).
Ia menjelaskan, saat ini memang stok darah terutama untuk golongan O dan AB sedang mengalami penurunan. Sedangkan untuk golongan A dan B masih dalam kondisi aman.
Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya permintaan trombosit dari rumah sakit, dan yang paling banyak permintaan adalah untuk golongan darah O.
Karena memang biasanya kalau orang terserang DBD itu trombositnya menurun di bawah normal, sehingga membutuhkan transfusi untuk trombosit.
Terkadang juga ada pasien-pasien lain yang juga mengajukan permintaan untuk transfusi trombosit.
Ia menjelaskan, untuk saat ini rata-rata rumah sakit yang ada di Kota Balikpapan membutuhkan stok darah sekitar 50 hingga 75 kantong per hari. Jumlah tersebut meliputi seluruh golongan darah yang dibutuhkan, tapi yang paling banyak dibutuhkan adalah golongan darah O.
“Karena permintaan tinggi, maka kita harus selalu mengisi kekosongan stok, sehingga kalau bicara input dan outputnya itu masih kurang stabil saat ini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini dengan ketersediaan stok darah yang ada di PMI Kota Balikpapan hanya mencukupi kurang dari seminggu.
“Jadi makanya kita ada mobil unit yang tujuannya menyaring darah untuk memenuhi kekurangan stok dalam gedung. Untuk saat ini sebagian besar rumah sakit sudah memiliki bank darah, jadi untuk saat ini pasien tidak perlu lagi datang ke PMI untuk mengambil darah,” ungkapnya.
(MAULANA/KPFM)