background img

SIMULASI PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT LEVEL l

8 months ago written by

KPFM BALIKPAPAN – Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan mengadakan simulasi keadaan darurat di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sepinggan.

Simulasi level 1 ini melibatkan Kepolisian, Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD), Rumah Sakit Pertamina, Pemadam Kebakaran Kota Balikpapan, Airnav, Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF), Tim Penanggulangan Keadaan Darurat (TPKD) DPPU Sepinggan, Tim HSSE Regional Kalimantan dan Pertamina Grup yang ada di Kalimantan.

Diawali kegiatan bongkar bridger di filling shed ke tangki timbun T-03, terjadi tumpahan avtur di area bundwall. Hal ini diketahui oleh seorang security dan melapor ke Operation Head (OH) DPPU Sepinggan. Selanjutnya OH DPPU Sepinggan men-declare keadaan darurat level 0.

TPKD DPPU Sepinggan langsung bertindak dengan melakukan proses penanggulangan tumpahan avtur menggunakan oil spill kit.

Saat itu cuaca di sekitaran DPPU Sepinggan mendung pekat dan terjadi beberapa kali petir. Sementara proses penanggulangan tumpahan avtur berjalan, tiba-tiba petir menyambar T-03 dan mengakibatkan kebakaran di sekitar T-03.

Akibat kebakaran tersebut seorang petugas TPKD DPPU Sepinggan terluka. Dengan kejadian ini OH DPPU Sepinggan melaporkan ke Executive General Manager (EGM) Pertamina Patra Niaga di Balikpapan sembari menginstruksikan untuk melakukan evakuasi kepada pekerja agar keluar dari DPPU Sepinggan.

EGM mengaktifkan keadaan darurat menjadi level 1 dan Pusat Komando Kendali (Puskodal) Region Kalimantan. Tim medis Regional Kalimantan yang sudah tiba di lokasi kejadian mengevakuasi petugas PKD yang terluka untuk dilakukan P3K.

TPKD DPPU Sepinggan melakukan proses pemadaman menggunakan fire equipment yang ada. Api semakin membesar, karena peralatan dan sumber daya yang ada dianggap kurang serta adanya petugas yang cidera.
OH DPPU Sepinggan menghubungi pemadam kebakaran dan ARFF serta rumah sakit terdekat, RS AURI.

Sementara Manager HSSE Region menghubungi Pertamina Group Kalimantan (PGK) untuk meminta bantuan.

Warga sekitar yang melihat kejadian kebakaran mulai berdatangan ke lokasi untuk menyaksikan langsung. Di antara warga yang datang ada oknum warga yang mulai mencoba masuk lokasi DPPU karena mendengar salah seorang petugas yang terluka adalah anggota keluarganya.

Security mencoba untuk menahan agar tidak masuk ke lokasi kejadian karena dapat membahayakan yang bersangkutan, tetapi warga tersebut bersikeras masuk untuk menemui OH DPPU Sepinggan meminta penjelasan dan ganti rugi serta mulai mempropokasi warga yang lain.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan OH DPPU Sepinggan menghubungi Polsek Bandara untuk meminta bantuan pengamanan. Tak berselang lama personel Polsek Bandara tiba di lokasi dan mulai melakukan pengamanan.

Korban luka bakar setelah dilakukan P3K dibawa menuju RS AURI untuk mendapatkan penanganan, yang selanjutnya dirujuk ke RS Pertamina untuk mendapatkan penangangan intensif.

Dengan dukungan tim pemadam dari luar, kurang lebih 90 menit api berhasil dikendalikan dan pemadamanan selesai. Secara keseluruhan simulasi berjalan dalam waktu tiga jam. Keadaan darurat berhasil ditanggulangi, OH DPPU Sepinggan menyampaikan ke EGM bahwa keadaan darurat selesai atau dicabut.

EGM PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan M Taufiq Setyawan mengatakan, kegiatan simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiagaan dan kesigapan dalam menangani keadaan darurat.

Di samping itu untuk melatih, merefresh, serta mengevaluasi kembali bagaimana Standard Operating Procedure (SOP) penanganan saat keadaan darurat.

“Simulasi PKD ini minimal dilakukan setiap setahun sekali dan sekaligus melatih pemahaman tugas dan tanggung jawab setiap fungsi terhadap kondisi emergency yang sewaktu waktu bisa terjadi dan merupakan kegiatan yang sangat penting guna meningkatkan kehandalan dan kesiapan sistem, sumber daya, dan fasilitas penanggulangan keadaan darurat yang ada dalam suatu lokasi ketika menghadapi kondisi yang sebenarnya,” kata Taufiq dalam keterangan persnya, Selasa (18/10).

Pertamina dalam hal ini telah berkoordinasi dengan pihak eksternal dan internal terkait kegiatan simulasi keadaan darurat. Pertamina melibatkan tim bantuan keadaan darurat dari pihak eksternal yaitu kepolisian, pemadam kebakaran dan rumah sakit terdekat.

Yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan simulasi ini adalah alur komunikasi dalam menghadapi kondisi darurat termasuk melaporkan situasi upadet ke Polres, Polda, Walikota, Gubernur serta Direksi Pertamina.

“Keadaan darurat level 1 adalah kondisi darurat yang tidak bisa ditanggulangi oleh satu unit lokasi saja tetapi membutuhkan bantuan dari lokasi Pertamina Patra Niaga lain atau bantuan eksternal seperti dari Pertamina Grup, BPBD, Damkar dan lainnya,” ucap Taufiq.

Fredy Janu/Kpfm

Article Categories:
News

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *