KPFM BALIKPAPAN – PT Pertamina Patra Niaga Kalimantan hingga saat ini masih melakukan kajian terhadap rencana relokasi Depo Bahan Bakar Minyak (BBM) Samarinda.
Keberadaan Depo BBM yang berada di kawasan Jalan Cendana, Samarinda tersebut disorot menyusul kejadian ledakan di Depo Pertamina di kawasan Plumpang Jakarta, karena lokasinya berada di kawasan pemukiman padat penduduk.
Area Manager Comm, Relations & CSR Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga Arya Yusa Dwicandra mengatakan, sebelum kejadian depo BBM Plumpang, pusat telah melakukan kajian terkait Depot BBM di Samarinda.
Dijelaskannya, posisi Depot BBM di Samarinda sudah ada sejak 1949. Hingga kini, depot tersebut melayani BBM untuk 9 kota/kabupaten yaitu Samarinda, Kukar, Balikpapan, Kutim, Kubar, Bontang, Mahakam Hulu, Malinau (Kaltara), dan Bulungan (Kaltara).
Terkait pengembangan lingkungan di luar area Depot BBM bukan wewenang pihaknya. “Yang jelas tanah Depot itu sudah ada sejak dulu. Dan semakin kesini memang berkembang pemukiman warga.
Terkait hal itu bisa ditanyakan pemerintah setempat,” jelasnya.
Idealnya, lanjutnya, jarak buffer zone kurang lebih minimal 50 meter.
Ia menyebutkan, pihaknya berencana membangun TBBM baru di daerah Palaran. Pusat sudah melakukan kajian, namun karena kondisi Covid-19 memaksa beberapa proses harus tertunda.
“Namun saat ini sedang dilakukan perpanjangan sertifikat dan menunggu proses lebih lanjut,” katanya.
Selain itu, apakah akan relokasi kesana, masih menunggu keputusan dari pusat. Pada dasarnya pihaknya sebagai pelaksana siap dengan arahan yang sudah ditetapkan. Terkait berapa biaya juga semua disusun tim pusat.
“Saat ini telah tersedia lahan di Palaran. Sedang proses perpanjangan sertifikat dan tahapan proses evaluasi sudah dilakukan. Namun dikarenakan proses membutuhkan waktu maka tentunya kita berpegang pada proses tersebut. Sebagai contoh proses pemindahan depot BBM Tegal dari lokasi lama ke baru membutuhkan waktu 5-6 tahun,” jelasnya.
Lebih lanjut disebutkannya, kondisi Depot di Samarinda berbeda dengan Plumpang. Di sekitar pemukiman tidak ada pipa untuk minyak. Jadi jalur minyak hanya ke arah sungai. Area tangki juga diberikan safety.
“Di depot BBM itu, kami juga rutin maintenance setiap tahunnya, termasuk tank cleaning dan pemutakhiran sistem. Kemudian, melakukan edukasi ke warga termasuk membentuk tim relawan dan melakukan pelatihan APAR,” ungkapnya.
Pihak Patra Niaga di Samarinda, juga rutin melakukan komunikasi dengan warga sekitar.
(MAULANA/KPFM)