KPFM BALIKPAPAN – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mencoba untuk menghidupkan roh ibu kota baru di bidang sains atau akademik. Itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama lima perguruan tinggi terkait kerja sama pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat, Jumat (5/8).
Perguruan tinggi tersebut diantaranya Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor, dan Institut Teknologi Bandung.
“Kita mencoba untuk menghidupkan roh IKN di bidang sains atau akademik karena selama ini hanya pembangunan infrastruktur yang diberitakan,” kata Kepala OIKN, Bambang Susantono.
Nota kesepahaman tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman OIKN dengan Universitas Mulawarman di bidang kerja sama pembangunan Ibu Kota Nusantara dan daerah penyangganya yang ditandatangani pada Maret 2023 lalu.
Kepala OIKN bersama para rektor telah membahas langkah aksi Ibu Kota Nusantara dan perguruan tinggi dalam mewujudkan ibu kota baru sebagai kota hutan berkelanjutan dengan melaksanakan konsorsium.
“Semoga hasil dari diskusi merupakan sesuatu yang full of knowledge dan evidence based untuk kemudian kita lakukan program kolaborasi dengan para akademisi,” imbuh Bambang.
Menurut Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Myrna A. Safitri, Kabupaten Penajam Paser Utara, lokasi di mana IKN dibangun sebelumnya merupakan salah satu daerah yang kurang dilirik dalam penelitian.
“Diharapkan konsorsium yang nanti akan dilakukan dapat membantu kita memperjuangkan kedaulatan pengetahuan, terutama di daerah Penajam Paser Utara sebagai bagian dari kawasan Ibu Kota Nusantara,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Mohammed Ali Berawi menjelaskan bahwa untuk mendukung riset di IKN, sudah dibentuk research area berupa program riset nusantara.
Meliputi empat klaster, pertama energi, pangan, dan transportasi, kedua sosial humaniora, ketiga well-being dan konservasi lingkungan, dan keempat teknologi dan informatika.
“Semoga dengan adanya konsorsium, nantinya terdapat knowledge storage dan knowledge transfer yang kemudian bisa digunakan untuk pengembangan lebih lanjut,” ucapnya.
FREDY JANU/ KPFM