background img

NATAL DARING TAK KURANGI KHIDMAT

3 years ago written by

KPFM BALIKPAPAN – Perayaan Natal di tahun 2020 ini terasa berbeda dibadingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

Demi mengurangi angka penyebaran virus, pemerintah melarang kegiatan-kegiatan keagamaan dirayakan secara besar-besaran.
Hanya sebagian jemaat atau 50 persen dari kapasitas gereja yang boleh mengikuti ibadah secara langsung di gereja.

Sementara jemaat lainnya mengikuti secara daring atau ibadah dari rumah melalui live streaming chanel YouTube gereja.
Seperti keluarga Deni Teguh Tri Kuncoro (64). Sejak pukul 08.30 Wita, warga Jalan Enggang lll, Perumahan BDS ll, Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan (Balsel) itu menutup pintu rumahnya.

Tahun lalu jam yang sama –masih lekat diingatannya, dia bersama keluarga sudah duduk di antara ribuan umat Katolik Paroki Santo Klemens, Sepinggan, Balikpapan Selatan untuk mengikuti misa Hari Raya Natal.

Untuk saat ini ia hanya mengikuti melalui live streaming. Setelah mempersiapkan diri, satu kayu salib dan dua batang lilin diletakkan di atas meja kecil. Di belakangnya terdapat layar televisi yang menampilkan suasana perayaan di gereja Santo Klemens, Sepinggan.

Tepat pukul 09.00 Wita, bersama dengan seorang anak, istri dan juga ibunya, Deni sapaan akrab Deni Teguh Tri Kuncoro, mengikuti misa yang dipimpin oleh Pastor Yonas, Msf.

“Natal tahun ini memang sedikit berbeda. Sebagian besar umat termasuk kami itu merayakannya dari rumah saja. Kita difasilitasi oleh pihak gereja melalui live streaming,” kata Deni yang ditemui usai ibadah.

Meski hanya lewat online, namun tidak mengurangi kekhusyukan dan khidmat dalam beribadah. Yang terpenting suka cita Natal tetap dapat dirasakan.

“Kami bersyujur, meski hanya lewat streaming, tapi masih bisa kami rayakan,” ujarnya.

Di beberapa gereja, lanjut Deni, memang sudah diizinkan untuk beribadah secara langsung. Tapi ada pembatasan baik jumlah serta usia umat yang hadir. Dengan protokol kesehatan yang cukup ketat.

“Kebetulan saya ada anak kecil dan ibu yang sudah lansia, makanya kami putuskan untuk ibadahnya di rumah saja. Dan sama sekali tidak mengurangi rasa khidmat,” ungkapnya.

Mengikuti perayaan dari rumah juga membuat Deni merasa kembali kepada ketaatan dan kembali ke keluarga.

“Biasanya kan kalau ibadah di gereja setelah misa selesai ya pulang, enggak berkumpul lagi. Sekarang justru jadi bersama terus, dan bagi kami rumah itu sudah seperti gereja kecil,” ucapnya.

Fredy Janu/Kpfm

Article Categories:
News

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *