Balikpapan – Gagal operasi pemanjangan kaki tidak membuat balita Muhammad Nur Rizky yang akrab dipanggil Mamat kehilangan harapan untuk bisa berjalan normal. Pihak Panti Asuhan Ummi bersama tim Balikpapan Tolong Menolong (Batmen) memutuskan untuk membeli kaki palsu untuk Mamat.
Ayu Wulandari dari Batmen saat diwawancarai KPFM Minggu (19/11) mengatakan, Mamat sekarang sudah memakai kaki palsu yang dibeli di RS Ortopedi Solo. Kaki palsu ini sudah dipesan saat pertama kali memeriksakan Mamat ke Solo, Jawa Tengah 26 Oktober lalu. Setelah melalui proses yang panjang, mulai pemeriksaan oleh dokter khusus hingga ke profesor ahli, Mamat disarankan untuk operasi pemanjangan kaki.
Karena beberapa pertimbangan, Ayu Wulandari dan pengasuh Mamat memutuskan untuk membeli kaki palsu yang berbentuk seperti sepatu, tanpa harus melakukan operasi. Setelah mendapatkan kabar dari RS Ortopedi Solo bahwa kaki palsu untuk Mamat sudah siap diambil, Ayu bersama salah satu pengasuh dari Panti Ummi dan Mamat terbang ke Solo, Rabu (16/11) lalu. “Sebenarnya sepatu kaki palsu sudah jadi sejak 10 November. Kaki palsu itu seharga Rp 16 juta sepasang. Setelah dikabari tanggal 15 November, esoknya kami langsung terbang ke Solo,” jelas Ayu.
Sesampainya di sana, Mamat tidak bisa langsung memakai kaki palsu itu karena harus dimodifikasi untuk disesuaikan dengan kakinya. Menurut Ayu, awalnya Mamat terus menangis saat dipasangkan kaki palsu itu. Tidak mudah bagi anak kecil seperti Mamat menerima barang baru yang terpasang di anggota tubuhnya. Namun akhirnya Mamat pulang ke Balikpapan (17/11) sudah menggunakan kaki palsu. “Sayangnya, kaki palsu itu tidak bisa bertahan lama, tergantung masa pertumbuhan badannya. Diperkirakan maksimal hanya bisa dipakai untuk satu tahun ke depan,” tambah Ayu. Ayu berharap kebutuhan Mamat untuk selanjutnya bisa diketahui masyarakat luas dan mendapat bantuan dari para dermawan.
Seperti diketahui, Mamat terlahir tanpa telapak tangan dan kaki. Sejak lahir ia ditinggal pergi ibu kandungnya entah kemana. Akhirnya Mamat jadi penghuni Panti Asuhan Ummi di jalan Soekarno Hatta Km 5 Balikpapan. Batmen-lah yang mengawal pengobatan Mamat sejak awal. (RARA/KPFM)