KPFM BALIKPAPAN – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Broto Siswoyo menyebutkan bahwa pemerintah kita masih belum maksimal memperhatikan kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja yang sesuai kondisi saat ini.
Hal itu dianggap menjadi sebab lambannya laju penurunan angka pencari kerja beberapa tahun terakhir.
“Sebetulnya lapangan pekerjaan di Kota Balikpapan sangat banyak. Namun tidak “link and match” dari kebutuhan di lapangan. Saat ini banyak perusahaan yang lagi mencari tenaga kerja,” kata Slamet kepada wartawan, Kamis (18/8).
Menurutnya, dari beberapa perguruan tinggi dan SMK yang ada di Kota Balikpapan, para tenaga kerja yang masukan ke perusahaan itu. Yang pertama mereka tidak ada daya juangnya dan tidak ada ketekunannya serta tidak sesuai dengan kemampuan para tenaga kerja.
“Jadi ketersediaan SDM-nya yang kurang, tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga sekolah harus menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan tenaga kerja yang ada saat ini,” terangnya.
Dia menyampaikan, ketika IKN telah dipindahkan ke Kaltim, bukan hanya pembangunan fisiknya saja. Namun nantinya akan membutuhkan ASN. Masa ASN harus dari pulau Jawa saja. Oleh sebab itu, SDM kita harus ditingkatkan agar putra-putri daerah bisa dilibatkan.
Ia menjelaskan, seharusnya pemerintah terbuka, apa saja yang dibutuhkan dalam pembangunan IKN, maupun setelah menjadi IKN. Sehingga harus diinformasikan ke masyarakat, perguruan tinggi serta dunia pendidikan. Agar bisa menyediakan SDMnya.
“Tenaga kerja di Kaltim pada tahun lalu itu mencapai 112 ribu angkatan kerja. Tapi lowongan kerjanya mencapai 82 ribu. Namun kesediaan tenaga kerja yang belum siap,” pungkasnya.
(MAULANA/KPFM)