Balikpapan -Mulai menjamurnya taxi online di Balikpapan benar-benar membuat kecewa ratusan sopir angkutan kota (angkot) dan taksi argometer. Mereka kembali ngeluruk ke gedung DPRD Balikpapan untuk menyampaikan kekesalannya, Jumat (9/12).
Dengan mengatasnamakan Organisasi Angkutan Darat (Organda), Forum Komunikasi Pengusaha Angkutan Kota Balikpapan (Forkopab), dan asosiasi pengusaha dan pengemudi taksi argometer, mereka menyuarakan kegelisahan persaingan bisnis ini. Kehadiran taxi online dianggap merosotkan pendapatan angkutan resmi.
Pemkot dan DPRD ditenggat satu bulan untuk menyikapi keberadaan armada berbasis aplikasi layanan yang belakangan ini jumlahnya kian bertambah. Bahkan mereka mengancam akan melakukan aksi mogok massal jika pemerintah tinggal diam. “Sampai saat ini jumlahnya sekitar 200 unit. Selain itu taxi online juga menguasai pasar taksi hotel, mal, pelabuhan dan bandara,” ujar Ketua Forkopab Burhanuddin Noor usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD Balikpapan, Dinas Perhubungan dan Satlantas Balikpapan.
Diketahui, pertemuan itu sudah yang kesekian kalinya, namun belum juga menemukan titik terang. Di satu sisi taxi online ini sulit dilacak keberadaannya. Sangat berbeda dengan taksi gelap yang acap beroperasi di kawasan bandara SAMS Sepinggan. (FREDY/KPFM)
