KPFM BALIKPAPAN – Kejahatan narkoba di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, tersangka, hingga barang bukti yang diamankan aparat kepolisian.
Hal itu terungkap dalam operasi anti narkoba (Antik) Mahakam 2023 yang digelar selama 21 hari.
Wakil Direktur Reserse Narkoba (Wadir Resnarkoba) Polda Kaltim AKBP Rino Eko menuturkan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya kejahatan narkoba ini secara kuantitas mengalami peningkatan.
Rino merincikan, pada tahun 2022 lalu Ditresnarkoba Polda Kaltim dan jajaran mengungkap sebanyak 39 kasus dengan 291 tersangka. Sementara pada tahun 2023, mengungkap 252 kasus dengan 331 tersangka.
“Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Seluruh tersangka yang diamankan merupakan pengedar,” kata Rino kepada wartawan, Selasa (10/10).
Untuk barang bukti juga meningkat. Pada tahun ini sebanyak 1.463,81 gram sabu-sabu berhasil diamankan. Kemudian 20 butir ekstasi, 12,3 gram ganja, dan 8.674 butir obat keras. “Barang buktinya mengalami peningkatan juga, tapi tidak terlalu besar,” ungkap Rino.
Rino melanjutkan, berbagai upaya terus dilakukan oleh Polda Kaltim berserta jajaran untuk memberantas peredaran gelap narkoba.
Operasi ini dipastikan berkelanjutan, berkaitan dengan program yang menjadi atensi Presiden dalam rapat terbatas dengan Kapolri dan kepala BNN awal September lalu.
“Pemberantasan narkoba jadi atensi. Makanya operasi ini dilanjutkan dengan program yang berkesinambungan dengan Mabes Polri yaitu program P4GN,” tuturnya.
Yang diutamakan, lanjut Rino, adalah aspek pencegahannya. Itu sudah dilaksanakan oleh Polda Kaltim, yakni membentuk kampung tangguh narkoba di masing-masing kota dan kabupaten.
“Kampung tangguh ini berada di kampung yang memiliki peredaran narkoba cukup tinggi. Keberadaannya sebagai upaya pencegahan di lingkungan masyarakat,” ucap Rino.
FREDY JANU/ KPFM