KPFM BALIKPAPAN – Hampir 90 persen pasokan bahan pangan di Kota Balikpapan dipasok dari luar daerah.
Kondisi ini menjadi persoalan rumit terlebih dengan posisi Kota Balikpapan yang bakal menjadi penyangga ibu kota negara.
Kota ini sangat mengandalkan daerah pemasok seperti Pulau Jawa dan Sulawesi.
Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Suwanto menilai perlunya kajian akademik terkait kebutuhan pangan yang menjadi tantangan kota minyak. Apalagi kota ini bakal menjadi penyangga utama IKN.
Otomatis akan terjadi kenaikan jumlah penduduk yang seiring dengan naiknya kebutuhan pangan.
“Hampir 99 persen kebutuhan pangan kita dari luar pulau. Inilah yang jadi tantangan. Beras pun 99 persen kita datangkan dari luar. Sehingga kita akan melakukan kajian naskah akademik terkait ini,” ujarnya, Kamis (16/11/2023).
Selain itu, lanjut Suwanto, Indonesia juga berhadapan dengan dampak dari fenomena El Nino. Khususnya pada daerah produsen pangan. Seperti juga curah hujan, gelombang air laut, kalau pasokan dari luar daerah tidak datang otomatis Kota Balikpapan akan kewalahan dan harga pasti naik.
“Inilah keberagaman dari kota kita yang tidak memiliki pertanian yang cukup. Kita harus punya solusi kerja sama dengan daerah penghasil. Agar kebutuhan pangan kita aman. Nah itu perlu payung hukum,” tambahnya.
(MAULANA/KPFM)