background img

ISRAN NOOR RESMIKAN SMELTER NIKEL PENDINGIN, DORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KALTIM

2 weeks ago written by

KPFM BALIKPAPAN – Gubernur Kaltim Isran Noor meresmikan Pabrik Smelter Nikel PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) – Tahap Pertama di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (19/9).

Isran mengaku senang dan bahagia. Ini program negara untuk membuat industri pengolahan di dalam negeri.

“Kita punya sumber daya alam yang melimpah. Bersyukur kita punya tetangga negara yang mau berinvestasi ke sini,” kata Isran Noor dalam keterangan resmi.

Pabrik smelter nikel yang dibangun pada 22 Januari 2022 itu telah menelan dana investasi tidak kurang dari Rp 5 triliun dengan serapan tenaga kerja lokal 1.700 orang dan 250 tenaga kerja asing. Tenaga kerja lokal berasal dari 2 kecamatan dan 6 kelurahan.

Isran sangat yakin kehadiran industri besar ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim akan semakin maju dan terus berkembang.

Apalagi beberapa waktu sebelumnya juga sudah diresmikan pabrik semen Kobexindo di Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur dengan produksi 8 juta ton per tahun.

“Mudah-mudahan dengan kehadiran pabrik smelter nikel ini Kaltim akan semakin maju dan berkembang. Kalau Kalimantan Timur maju, Indonesia pasti maju,” ungkapnya.

Isran Noor juga bersyukur Kaltim bisa menunjukkan investasi bisa dilakukan tanpa hambatan berarti. “Seluruh Kalimantan Timur jangan ada yang suka menolak rencana pembangunan dan investasi. Karena semua itu untuk kebaikan kita,” tambahnya.

Saat ini sudah berhasil dibangun 2 line. Secara keseluruhan perusahaan ini akan membangun 18 line dengan total produksi nikel 4-5 juta ton.

Isran Noor yakin jika 18 line smelter nikel ini bisa diselesaikan tenaga kerja yang akan terserap di industri besar ini mencapai 10.000 hingga 15.000 orang.

Direktur Utama PT KFI Zhou Bu menyebut, pembangunan pabrik ini sangat memperhatikan permasalahan lingkungan. Selanjutnya mereka akan segera menyelesaikan 16 line. “Enam belas line berikutnya akan kami bangun secepat-cepatnya,” tutur Zhou Bu.

KFI saat ini telah mengantongi surat keterangan kelayakan lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Untuk seluruh proyek bernilai total Rp 25 Triliun itu, KFI akan bekerja sama dengan PlN untuk pemenuhan kebutuhan energi.

Produk yang dihasilkan nantinya akan diekspor ke China dan Korea serta negara-negara lain. Sementara bahan mentah nikel berasal dari beberapa kawasan di Sulawesi dan Maluku. “Kami juga akan melihat untuk memasok kebutuhan IKN,” ucapnya.

FREDY JANU/ KPFM

Article Categories:
News

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *