Balikpapan – Keragaman budaya yang menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia sebagai negara Bhineka Tunggal Ika, tercermin pada acara Nusantara Bersatu di Lapangan Merdeka, Rabu (30/11).
Apel Nusantara Bersatu yang merupakan imbauan nasional ini, dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), para tokoh adat, para pemuka agama, dan semua kalangan masyarakat dengan berbagai ragam suku dan budayanya. Salah satunya Dayak Kaltim. Dalam acara ini perwakilan etnis tersebut menampilkan tarian Hudoq dari Bahau.
Ketua Persekutuan Dayak Bahau Beraan Pare Balikpapan Abel Hanyek saat diwawancarai KPFM di sela-sela acara mengatakan, panitia meminta perwakilan suku Dayak menampilkan Hudoq. Tarian Dayak Bahau Beraan Pare ini merupakan tarian ritual seusai menanam padi.
Yang unik dari Hudoq adalah kostum yang dikenakan para penarinya, yaitu terbuat dari daun pisang yang menutupi seluruh tubuh. Sedangkan kepalanya berupa topeng kayu berbentuk kepala burung Enggang yang menjadi ciri khas Kalimantan. Bagian yang menutupi punggung biasanya terbuat dari kulit binatang, seperti kijang, harimau, dan ular.
Muhammad Fadly salah satu penari mengatakan, mengambil daun pisang itu langsung dari kebun malam sebelum penampilan. Alasannya agar masih terlihat segar. “Untuk satu orang saja bisa menghabiskan sampai 20 lembar daun pisang. Untuk bagian dada butuh enam lapis. Itu belum bagian tangan dan kaki,” jelas Fadly. Daun pisang yang sudah disuwar-suwir itu dilingkarkan dan diikat dengan rafia.
Tarian Hudoq ini dimainkan empat penari dan dua pemusik. Yang menarik, Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Dandim 0905/Balikpapan Kolonel Infantri Hery Kusdiantana, Kapolres Balikpapan AKBP Jeffry Dian Juniarta diajak menari, mengikuti ritual Hudoq dengan berkeliling bersama di atas panggung Nusantara Bersatu.
Selain tari Dayak, ada juga seni budaya lain yang ditampilkan, seperti dari Batak, Banjar, Maumere, dan Ponorogo.
Kepala Disporabudpar Balikpapan Oemy Facessly sekaligus panitia seksi acara Nusantara Bersatu mengatakan, di Balikpapan terdapat sejumlah paguyuban budaya. Mereka bekerjasama dengan Disporabudpar untuk menampilkan keragaman budaya Indonesia pada pada event-event yang ada. (RARA/KPFM)