Balikpapan – Kurun waktu lima tahun terakhir penderita terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) di Balikpapan mencapai angka mencemaskan, ada 1.302 orang. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balerina mengatakan, peningkatan ini tidak lepas dari kian terbukanya informasi dan kesadaran penderita untuk melakukan pengobatan sehingga tercatat di DKK. “Fenomena ini seperti gunung es. Di Balikpapan ada 173 orang tahun 2016, tapi untuk angka komulatif selama lima tahun sebanyak 1.302 orang,” ujar Balerina saat ditemui KPFM, Selasa (29/11).
Data yang tercatat di DKK menyebutkan pada tahun 2016 ini jumlah penderita HIV hingga periode Oktober sebanyak 173 orang. Sedangkan tahun 2015 berjumlah 222 orang, dan tahun sebelumnya (2014) sebanyak 158 penderita. Balerina menjelaskan, penularan HIV masih didominasi dari pengguna narkoba baik melalui jarum suntik maupun prilaku seks bebas. Namun diakui penderita HIV berasal dari kalangan yang memiliki resiko seks menyimpang seperti LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) “Kebanyakan dari pengguna narkoba. Dari LGBT ada, tapi persentasenya saya nggak hafal,” ujarnya. Catatan lain menyebutkan, virus yang dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) ini juga menyerang anak-anak, bahkan balita berjumlah lima orang.
Sementara Kabid Pencegahan Penyakit Menular DKK dr Vony menjelaskan, HIV ini memiliki gelombang penularan penyakit dari pelaku homoseksual, pengguna obat-obatan terlarang, serta wanita tuna susila dan pelanggannya. Termasuk pria doyan jajan yang membawa pulang bibit penyakit, lalu menjangkitkan ke istri dan anak-anak. Ia merincikan, dari 173 kasus sampai Oktober 2016 itu terdapat 36 perempuan, dan 137 laki-laki. Lalu usia kurang 4 tahun ada 5 kasus. Kurang dari usia 15 tahun ada 2 kasus. Usia 15 hingga 19 tahun terdapat 3 kasus, usia 20-24 tahun terdata 14 kasus, usia 25-49 tahun tercatat 64 kasus dan lebih dari 50 tahun 3 kasus.
Sementara data kematian akibat HIV AIDS secara komulatif sampai Agustus 2016 terdapat 175 orang. “Tahun 2016 ada enam yang meninggal akibat HIV AIDS, lalu ada 8 kasus pada 2015 dan 7 kasus di tahun 2014,” sebutnya. Program penyuluhan sebagai bagian dari pencegahan, dilakukan penjangkauan konseling dan testing ke LBGT, termasuk warga binaan dan screening ODHA (Orang Dalam HIV AIDS) “Kami juga melakukan pencegahan HIV pada ibu dan anak lewat screening ibu hamil. Untuk pencegahan mereka yang terinfeksi, kita lakukan dengan pendalaman keluarga,” ujarnya.
demikian laporan
fredy janu
reporter kpfm