background img

DPRD MINTA BLH AWASI GREEN VALLEY

6 years ago written by

Balikpapan – Komisi III DPRD Balikpapan tidak dapat menutupi kekecewaan saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pembangunan apartemen murah Green Valley,  jalan Gunung Guntur Damai, Balikpapan Tengah, Rabu (7/12).

Sejak dibangun Maret lalu aparteman ini tidak didahului dengan pembangunan bozem atau pengendali banjir di sekitar lokasi. Akibatnya ketika hujan bukan hanya air melimpas ke pemukiman warga yang posisinya lebih rendah, tetapi juga lumpur sedimen. “Sidak ini didasari adanya keluhan dari warga dan Pesantren Bairuha bahwa sering terjadi banjir sejak adanya pembangunan apartemen tersebut. Harusnya buat dulu bendali baru membangun yang lainnya. Ya harus sesuai izin,” kata Ketua Komisi III Andi Arif Agung di sela-sela sidak, didampingi Kepala Dinas PU Tara Allorante, perwakilan BLH (Badan Lingkungan Hidup), DTKP (Dinas Tata Kota dan Perumahan), Kelurahan dan legal dari developer PT Wulandari.

Diharapkan, pengelola dan manajemen bertanggungjawab dan memenuhi segala persyaratan yang telah disepakati seperti fasilitas bozem. Termasuk jalan akses masyarakat yang awalnya ada sekarang tertutup karena proyek apartemen murah itu. Pihaknya juga menekankan kepada BLH agar konsisten dan melakukan pengawasan secara penuh bersama DTKP. Diakui BLH sudah melayangkan dua kali surat peringatan. ”Sekarang kita fokus pada pembenahan bozem yang ada. Jangan bangunan dulu diselesaikan baru membangun bozem. Karena  bozem bukan sekadar syarat tapi punya fungsi tangkapan sedimen banjir. Kita minta BLH untuk mengawasi itu. Jangan sampai ada peringatan ketiga kalinya,” tandasnya.

Kawasan pembangunan apartemen Green Valey ini memiliki luasan 3,2 hektare dengan jumlah unit sebanyak 900 lebih . Sejak Maret 2016 bendali mulai dibangun dengan kapasitas 7.094 meter kubik. Panjangnya 86 meter dan lebar 15 meter. “Selesai Februari 2017. Kedalaman bendali itu 3 sampai 8 meter. Sekitar 55 persen penyelesaian. Kita sedang membangun rusun masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 994 unit,” kata Legal Projek Green Valley, Lingga Citra.

Menurut Lingga, sebelumnya sudah membuat bendali manual dan sedimen trap agar aliran air tidak langsung deras ke bawah. “Untuk tangkapan air sudah kita arahkan ke bendali. Air nggak ada langsung ke bawah. Hujan kemarin itu force majeure, mulai jam tiga dinihari sampai 10 pagi. Jadi airnya meluber,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas PU Tara Allorante mengingatkan agar badan tembok bendali betul-betul dibuat kokoh. “Jangan sampai ketika bendali berfungsi air yang ditampung tidak mampu, akhirnya jebol. Bisa menimbulkan bahaya bagi warga di sekitar. Ini yang harus menjadi perhatian kita,” katanya. (FREDY/KPFM)

Article Categories:
News

Leave a Comment

Your email address will not be published.