KPFM BALIKPAPAN – Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional Unit Balikpapan terus membudayakan perilaku cinta lingkungan. Kali ini, berbagai kegiatan dilakukan sekaligus dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup.
Diawali dengan bersepeda menuju kantor, dilanjutkan senam bersama hingga ditutup dengan penyerahan simbolis dan penandatanganan komitmen, Jumat (10/6).
“Peringatan hari lingkungan hidup ini menjadi momen yang penting bagi kita untuk terus membudayakan gerakan cinta lingkungan. Pada hari ini kami menguatkan kembali komitmen kami untuk mendukung pelestarian lingkungan,” kata Pjs GM KPI Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho.
Bayu menjelaskan, sebenarnya alam memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya. Namun, ada beberapa tindakan manusia yang menyebabkan alam terganggu. “Misalnya rusaknya lapisan ozon yang merupakan pelindung bumi. Pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia,” jelas Bayu.
Pada peringatan kali ini, KPI Unit Balikpapan juga melakukan beberapa simbolisasi program yang akan dilaksanakan oleh KPI Unit Balikpapan. Pertama, penggunaan tumbler sebagai strategi untuk mengurangi pemakaian plastik kemasan terutama untuk minuman di lingkungan perkantoran.
Kedua, penyerahan bibit tanaman sebagai aksi untuk selalu melakukan penghijauan di lokasi perumahan dan perkantoran. Ketiga, melengkapi kendaraan operasional dengan tempat sampah.
“Pemakaian tumbler untuk menggantikan pemakaian botol plastik merupakan sebuah langkah nyata yang saya yakin akan mengurangi pemakaian plastik. Ini harus terus kita kampanyekan mulai dari diri kita sendiri dan juga keluarga kita,” ajak Bayu.
Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin menambahkan, tema yang diusung oleh KPI Unit Balikpapan tahun ini adalah 5 R’s for 5tastic Steps pengelolaan sampah. 5 R tersebut adalah Refuse, Reduce, Reuse, Repurpose dan Recycle.
“Refuse berarti kritis terhadap diri sendiri untuk bisa menolak konsumsi yang berbahan sekali pakai dan tidak dapat didaur ulang. Reduce berarti mengurangi sedini mungkin perilaku ketergantungan konsumsi berbahan sekali pakai dan tidak dapat didaur ulang,” ungkap Chandra.
Reuse berarti memprioritaskan kriteria umur panjang bahan pada saat setiap perilaku konsumsi, sehingga dapat digunakan kembali. Repurpose berarti belajar, beraksi dan peka terhadap sampah yang dapat digunakan untuk tujuan baru yang lain.
“Recycle berarti menyampaikan ide dan beraksi terhadap sampah yang ada untuk dapat diolah menjadi bernilai,” ucap Chandra.
Fredy Janu/Kpfm