KPFM PENAJAM – Untuk memperkuat wawasan kebangsaan, 100 orang di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pemantapan Nilai – Nilai Kebangsaan bersama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.
Dalam kegiatan yanb dihelat di Kantor Bupati PPU Senin (13/11) kemarin. Terdiri dari aparat desa, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tokoh masyarakat, pemuda, perempuan hingga Organisasi Masyarakat (Ormas) di PPU.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab PPU Tohar mengatakan, sangat bersyukur. Pasalnya, PPU diantara sepuluh kabupaten kota yang diploting untuk melaksanakan kegiatan pemantapan nilai-nilai kebangsaan.
“Yang secara langsung dimentori oleh bapak – bapak kita dari Lemhannas RI,” katanya.
Dirinya menyambut baik terkait kegiatan tersebut. Dengan harapan, ada referensi secara konseptual. Bagaimana keterkaitan dengan nilai-nilai kebangsaan yang harus dianut.
“Yang sesungguhnya nilai – nilai itu sudah ada dalam diri kita. Tapi secara konsepsi kita tidak sadar,” ujarnya.
Karena nilai – nilai tersebut berada di dalam Pancasila, dan Pancasila telah terjiwai di dalam diri masing-masing.
“Nah, yang menjadi persoalan sesungguhnya ketika implementasi. Jangan berharap dari kita, siapapun kita diantara kita. Mau pejabat kah dan sebagainya. Terlalur keluar harapan kita untuk menjadi kondisi yang diharapkan,” jelasnya.
Kepada pihak Lemhannas RI, Tohar juga menyampaikan, kondisi tersebut dimulai dari internalisasi dan pemahaman nilai-nilai untuk diri sendiri.
“Andaikan dari diantara kita ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam komunitas. Tentu semua nanti akan berjenjang menjadi komunitas yang lebih besar,” tegasnya.
Maka, tidak perlu terlalu berorientasi keluar. Untuk menciptakan nilai-nilai yang harus seperti diharapkan.
“Yang saya harapkan, internalisasi nilai untuk diri kita. implementasikan oleh diri kita. mulai dari diri, lingkungan yang kecil, lingkungan keluarga kemudian lingkungan sosial yang lebih besar. begitu cara pendekatannya,” timpalnya.
Dengan melibatkan aparat desa, tokoh masyarakat, pemuda hingga organisasi masyarakat. Dirinya menegaskan, karena mereka merupakan komponen bangsa.
“Kan tadi disampaikan oleh Lemhannas ada empat, yang menurut kami bukan hanya Konsensus. Tetapi itu warisan. Pusaka kita,” timpalnya.
Pertama, Pancasila. Kemudian Negara (NKRI), UUD 1945 serta Bhinneka Tunggal Ika.
“Bayangkan, andaikan itu tidak ada konsensus bagi kita semua. Mau jadi apa Negara kita,” tuturnya.
Banyak Negara sekarang yang tidak memiliki cara pandang terhadap negaranya sendiri. Akhirnya berantakan.
“Betapa pun ada kekurangannya kita dan kita akui itu, tetapi alhamdulliah kita memiliki warisan yang perlu kita pegang erat dan pelihara,” ujarnya.
Dirinya berharap kepada para peserta yang mendapatkan pemantapan tersebut. Dapat menjadi agen untuk dapat memperluas pemahaman tersebut nantinya di masyarakat.
“Diharapkan fungsi peranan mereka nanti di masyarakat bisa diimpelmentasikan dan menyebar lebih luas,” pungkasnya.
(AHMAD/MAULANA/ADV/DISKOMINFO PPU)